Sudah dari berbulan-bulan yang lalu gue merencanakan pergi ke sebuah pantai yang belum lama dipromosiin/dibuka yaitu Pantai Kwaru di Yogyakarta dan akhirnya tanggal 26 Juni yang lalu, setibanya gue di Yogyakarta, gue langsung menuju ke Pantai Kwaru.
Pantai Kwaru memang ga seterkenal Pantai Parangtritis yang setiap liburan dijejelin orang. Dan Pantai Kwaru ini menurut ucapan saudara-saudara gue yang orang Jogja mirip Pantai Depok (tempat dimana kita bisa wisata kuliner, membeli seafood mentah disana, terus dikasih ke mbak/mas tukang masak, duduk lesehan di warung, main pasir sampai bosen dan sampai rambut kaku penuh pasir, nunggu lama banget sampai jenggotan, ngedumel gara-gara lapar dan baru deh itu seafood mateng..) Tapi memang Pantai Kwaru ini mempunyai ciri yang khas pantai daerah selatan : ombak besar dan pasir hitam.
Tapi berbeda dengan Pantai Depok dan pantai-pantai lainnya disana, Pantai Kwaru ini mempunyai deretan pohon cemara udang yang dapat melindungi kita dari terik matahari dan terpaan pasir melayang karena angin kencang ombak pantai (apaan sih gue).
Cemara dan Sampah
Sesampainya gue disana, jam sudah menunjukan pukul setengah 6 sore (atau malam ya), dan gue tidak kena terik sinar matahari yang berarti duduk-duduk di bawah cemara sudah tidak berguna. Dan udah gaada yang jualan seafood segar, kapal-kapal nelayan udah disimpan. Disana sudah gelap walaupun masih banyak pengunjung yang tentunya suka gelap-gelapan hihihi. Dan oh tidak, pantai ini ga menghadap matahari terbenam, lengkap sudah.
Namun, oh, ada banyak benda berwarna terang di pasir yang hitam, bukan.. ini bukan hewan laut atau bangkai bintang laut . Benda-benda itu adalah S A M P A H, ya bungkus-bungkus segalamacem hasil karya wisatawan disitu yang tidak bertanggung jawab . Sungguh sangat disayangkan, pantai semacam ini malah lebih mirip Pasar Induk Cibitung hahaha. Mungkin karena masuk ke pantai ini gratis ya (cuma bayar uang parkir), jadi ga ada dana buat bersihin hehe.
Sampah plastik yang konon bisa bertahan 500 tahun, hii.. bayangin aja ratusan tahun lagi pasti pasir sama sampah banyakan sampah
Gue menyusuri pantai itu sama kakak gue, ambil beberapa foto yang gelep karena memang matahari udah mau sembunyi, gue juga sempet jadi paparazi yang ngefoto beberapa pasangan disana (berasa ngikutin Brangelina). Dan, kesan gue selain Pantai Kwaru ini kotor adalah : pantainya terlalu menjorok, hmm.. gimana ya, jadi terlalu turun gitu, miring gitu (ah ribet).
Narsis #1
Yayang-yayangan..
Kayaknya gue berbakat jadi fotografer pra-wed hahaha..
Setelah tidak sampai 1 jam berada di Pantai Kwaru, gue pulang ke rumah nenek. Dan sesampainya di rumah, saudara gue pada nanya : "Gimana? Pantainya kotor banget kan?" Hahaha.
-sekian & ta
Pantai Kwaru memang ga seterkenal Pantai Parangtritis yang setiap liburan dijejelin orang. Dan Pantai Kwaru ini menurut ucapan saudara-saudara gue yang orang Jogja mirip Pantai Depok (tempat dimana kita bisa wisata kuliner, membeli seafood mentah disana, terus dikasih ke mbak/mas tukang masak, duduk lesehan di warung, main pasir sampai bosen dan sampai rambut kaku penuh pasir, nunggu lama banget sampai jenggotan, ngedumel gara-gara lapar dan baru deh itu seafood mateng..) Tapi memang Pantai Kwaru ini mempunyai ciri yang khas pantai daerah selatan : ombak besar dan pasir hitam.
Tapi berbeda dengan Pantai Depok dan pantai-pantai lainnya disana, Pantai Kwaru ini mempunyai deretan pohon cemara udang yang dapat melindungi kita dari terik matahari dan terpaan pasir melayang karena angin kencang ombak pantai (apaan sih gue).
Cemara dan Sampah
Sesampainya gue disana, jam sudah menunjukan pukul setengah 6 sore (atau malam ya), dan gue tidak kena terik sinar matahari yang berarti duduk-duduk di bawah cemara sudah tidak berguna. Dan udah gaada yang jualan seafood segar, kapal-kapal nelayan udah disimpan. Disana sudah gelap walaupun masih banyak pengunjung yang tentunya suka gelap-gelapan hihihi. Dan oh tidak, pantai ini ga menghadap matahari terbenam, lengkap sudah.
Namun, oh, ada banyak benda berwarna terang di pasir yang hitam, bukan.. ini bukan hewan laut atau bangkai bintang laut . Benda-benda itu adalah S A M P A H, ya bungkus-bungkus segalamacem hasil karya wisatawan disitu yang tidak bertanggung jawab . Sungguh sangat disayangkan, pantai semacam ini malah lebih mirip Pasar Induk Cibitung hahaha. Mungkin karena masuk ke pantai ini gratis ya (cuma bayar uang parkir), jadi ga ada dana buat bersihin hehe.
Sampah plastik yang konon bisa bertahan 500 tahun, hii.. bayangin aja ratusan tahun lagi pasti pasir sama sampah banyakan sampah
Gue menyusuri pantai itu sama kakak gue, ambil beberapa foto yang gelep karena memang matahari udah mau sembunyi, gue juga sempet jadi paparazi yang ngefoto beberapa pasangan disana (berasa ngikutin Brangelina). Dan, kesan gue selain Pantai Kwaru ini kotor adalah : pantainya terlalu menjorok, hmm.. gimana ya, jadi terlalu turun gitu, miring gitu (ah ribet).
Narsis #1
Yayang-yayangan..
Kayaknya gue berbakat jadi fotografer pra-wed hahaha..
Setelah tidak sampai 1 jam berada di Pantai Kwaru, gue pulang ke rumah nenek. Dan sesampainya di rumah, saudara gue pada nanya : "Gimana? Pantainya kotor banget kan?" Hahaha.
-sekian & ta
foto yang terakhir sih oke abis hahahaha
BalasHapusaaaah males deh kesanaaaa pasirnya item banyak sampah lagi :((
miris. jadi orang peduli kalau dibayar. termasuk lo tung kenapa ga lo makanin atu2? kan makanan paporit hahahahahaha. dan termasuk gue kali yak (komentar aja bisanya :p)
BalasHapus